1 comments




طريق السعادة

قال ابن القيم رحمه الله : "قال بعض العلماء: فكرت فيما يسعى فيه العقلاء، فرأيت سعيهم كله في مطلوب واحد، وإن اختلفت طرقهم في تحصيله، رأيتهم جميعهم إنما يسعون في دفع الهم والغم عن نفوسهم. فهذا بالأكل والشرب ، وهذا بالتجارة والكسب، وهذا بالنكاح، وهذا بسماع الغناء والأصوات المطربة، وهذا باللهو واللعب. فقلت: هذا المطلوب مطلوب العقلاء، ولكن الطرق كلها غير موصلة إليه، بل لعل أكثرها إنما يوصل إلى ضده. ولم أر في جميع هذه الطرق طريقا موصلة إلا الإقبال على الله ومعاملته وحده، وإيثار مرضاته على كل شيء.
فإن سالك هذه الطريق إن فاته حظه من الدنيا فقد ظفر بالحظ العالي الذي لا فوت معه، وإن حصل للعبد حصل له كل شيء، وإن فاته فاته كل شيء. وإن ظفر بحظه من الدنيا ناله على أهنأ الوجوه. فليس للعبد أنفع من هذه الطريق ولا أوصل منها إلى لذته وبهجته وسعادته. وبالله التوفيق." الداء والدواء (450-451).

Berkata Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah:
Berkata sebagian ulama: Aku merenungkan mengenai apa yang diusahakan orang-orang yang berakal. Maka aku melihat bahwa usaha mereka seluruhnnya adalah untuk menggapai satu keinginan walaupun cara yang mereka tempuh untuk mendapatkannya berbeda-beda. Aku melihat bahwa mereka berusaha untuk menolak kesedihan dan kegundahan dari jiwa mereka; ada orang yang mengambil cara dengan makan dan minum, orang yang lain dengan berdagang dan bekerja, orang yang lain dengan menikah, orang yang lain dengan mendengarkan musik dan suara-suara nyanyian, dan orang yang lain dengan bermain-main.
Aku (Al-Imam Ibnul Qayyim) berkata:
Keinginan ini adalah keinginan orang-orang yang berakal. Akan tetapi, semua cara tersebut tidak mengantarkan kepada keinginan mereka. Bahkan, bisa jadi kebanyakan dari cara tersebut mengantarkan kepada kebalikannya. Dan aku tidak melihat di semua cara-cara ini bisa mengantarkan kepada keinginan mereka kecuali (dengan cara) menghadapkan diri kepada Allah dan bermuamalah kepada-Nya dan mencari ridha-Nya dalam setiap hal. Karena sesungguhnya orang yang menempuh cara ini jikalau luput darinya bagian dari dunia, maka sesungguhnya ia telah meraih bagian yang tinggi yang bersamanya tidak ada yang terluput. Dan apabila ia meraih hal itu (menghadapkan diri kepada Allah, bermuamalah kepada-Nya, dan mencari ridha-Nya) maka ia telah meraih segalanya. Dan apabila ia terluput dari hal itu maka ia telah terluput dari segala hal. Dan apabila ia mendapatkan bagian dari dunia, maka ia telah mendapatkan bagian tersebut di atas keadaan yang paling menyenangkan. Maka tidak ada bagi hamba hal yang lebih bermanfaat dari cara ini (menghadapkan diri kepada Allah, bermuamalah kepada-Nya, dan mencari ridha-Nya) dan tidak ada yang lebih mengantarkan kepada kesenangannya, kegembiraannya, dan kebahagiannya daripada cara ini. Dan taufik hanyalah milik Allah.

Disalin dan diterjemahkan dari website resmi Syaikh Abdurrazzaq bin Abdulmuhsin Al-Badr hafidhahullah (www.al-badr.net)

Read More »
0 comments

المعرفة بالله

قال عبد الله ابن المبارك رحمه الله: " أَهْلُ الدُّنْيَا خَرَجُوا مِنَ الدُّنْيَا قَبْلَ أَنْ يَتَطَعَّمُوا أَطْيَبَ مَا فِيهَا قِيلَ لَهُ: وَمَا أَطْيَبُ مَا فِيهَا؟ قَالَ: الْمَعْرِفَةُ بِاللهِ عَزَّ وَجَلَّ " الحلية لأبي نعيم (8/167).

قال ابن القيم رحمه الله: "فوا أسفاه وواحسرتاه كيف ينقضي الزمان وينفذ العمر والقلب محجوب ما شم لهذا رائحة وخرج من الدنيا كما دخل إليها وما ذاق أطيب ما فيها بل عاش فيها عيش البهائم وانتقل منها انتقال المفاليس فكانت حياته عجزا وموته كمدا ومعاده حسرة وأسفا اللهم فلك الحمد وإليك المشتكى وأنت المستعان وبك المستغاث وعليك التكلان ولا حول ولا قوة إلا بك". طريق الهجرتين (ص 196).

Berkata Abdullah bin Mubarak: "Ahli dunia mereka keluar dari dunia sebelum menikmati hal yang paling lezat di dalamnya. Dikatakan kepada beliau: Apa itu hal yang paling lezat di dunia? Beliau berkata: Mengenal Allah Azza wajalla."


Read More »